7 Alasan Mengapa Psikotes Kerja Sangat Diperlukan Proses Rekrutmen

Tes psikotes kerja telah menjadi bagian penting dari proses rekrutmen dalam dunia kerja modern. Mary Kay Ash, founder Mary Kay Cosmetics pernah berkata, “A company really is only as good as the people in it.” Artinya, sebaik apa pun strategi dan teknologi yang dimiliki sebuah perusahaan, hasilnya tetap bergantung pada kualitas orang-orang di dalamnya. Dan langkah awal untuk mendapatkan orang yang berkualitas dimulai dari proses rekrutmen yang tepat.

Tapi di lapangan, justru lebih banyak perusahaan yang salah mengambil keputusan dalam proses rekrutmen. Berdasarkan survei CareerBuilder, sebanyak 74% manajer rekrutmen mengaku pernah merekrut orang yang salah. Kesalahan rekrutmen yang paling umum adalah kemampuan kandidat tidak sesuai (44%), kandidat kurang kompeten (42%), dan informasi palsu di CV (37%). Hal ini membuktikan bahwa mengandalkan CV dan wawancara saja tidak cukup untuk mendapatkan kandidat terbaik.  

CV dan wawancara saja tidak cukup untuk mendapatkan kandidat terbaik. Untuk menghindari kesalahan mahal dalam rekrutmen, perusahaan perlu memanfaatkan psikotes kerja sebagai alat asesmen berbasis data.

Berikut 7 alasan utama mengapa psikotes kerja sangat penting:

1. Penilaian yang Lebih Objektif

Penilaian berdasarkan CV dan wawancara sering kali dipengaruhi oleh persepsi subjektif pewawancara. Hal ini membuat proses rekrutmen berisiko bias, terutama jika keputusan diambil hanya dari kesan pribadi. Melalui tes psikotes kerja, perusahaan dapat menilai kandidat secara lebih objektif. Penilaian psikotes didasarkan pada data yang terukur dan konsisten. Pendekatan ini membantu mengurangi bias yang sering muncul dalam penilaian manusia.

Pendekatan ini pun selaras dengan prinsip Requisite Organization dari Dr. Elliott Jaques, yang menekankan pentingnya sistem penilaian objektif untuk memastikan kecocokan individu dengan kompleksitas peran.

2. Membantu Memahami Kepribadian dan Karakter Kandidat.

Kepribadian kandidat tidak bisa dinilai hanya melalui CV dan wawancara. Kandidat bisa saja menampilkan sisi terbaiknya saat wawancara, tetapi belum tentu mencerminkan dirinya yang sebenarnya.

Dengan tes psikotes kerja, HR bisa memahami lebih dalam bagaimana kepribadian kandidat sebenarnya, apakah mereka perfeksionis, mudah beradaptasi, atau lebih suka bekerja secara mandiri. Pemahaman ini penting agar perusahaan dapat menilai kesesuaian antara karakter individu dan budaya kerja yang ada.

3. Psikotes Kerja Menilai Kecocokan Kandidat dengan Posisi

Kebanyakan tim rekrutmen masih mengandalkan data CV dan hasil wawancara untuk menilai kesesuaian kandidat dengan posisi yang akan ditempati. Sayangnya, metode ini tidak selalu akurat. Seperti disebut sebelumnya, salah satu penyebab utama kegagalan rekrutmen adalah ketidaksesuaian antara kualifikasi kandidat dan kebutuhan posisi (44%).

Kesalahan seperti ini dapat diminimalkan dengan psikotes kerja. Tes ini membantu menganalisis kemampuan, minat, dan kepribadian kandidat secara lebih objektif. Dengan pendekatan yang holistik, perusahaan dapat menilai kecocokan kandidat secara lebih akurat dan menyeluruh.

4. Psikotes Kerja Mengurangi Risiko Turnover Karyawan

psikotes kerja

Kesalahan dalam memilih karyawan sering berujung pada tingginya angka turnover. Dengan bantuan psikotes kerja, perusahaan bisa mengurangi risiko tersebut. Tes ini membantu menemukan kandidat yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki motivasi dan nilai yang sejalan dengan visi organisasi. Hasilnya, karyawan cenderung lebih puas dan loyal terhadap pekerjaannya.

5. Meningkatkan Efisiensi Proses Rekrutmen

Psikotes kerja mempercepat proses seleksi dengan menyaring kandidat yang paling potensial sejak awal. Tim HR tidak perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menilai ulang pelamar yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan posisi.

6. Psikotes Kerja Membantu Tim Rekrutmen Mengidentifikasi Potensi dan Kemampuan Tersembunyi

Tidak semua potensi kandidat terlihat dari CV atau hasil wawancara. Ada individu yang mungkin tampak biasa saja di atas kertas, tetapi memiliki kemampuan analitis, kreativitas, atau kepemimpinan yang kuat. Melalui tes psikotes, tim rekrutmen dapat menggali potensi tersembunyi ini sejak awal.

7. Membantu membangun tim yang lebih solid dan seimbang.

Tidak hanya menemukan kandidat yang kompeten, psikotes kerja juga dapat menganalisis cara berpikir, motivasi, dan gaya bekerja seseorang. Dengan begitu, perusahaan dapat membangun tim yang lebih seimbang, saling melengkapi, dan solid.

Psikotes kerja bukan sekadar formalitas rekrutmen, melainkan kunci untuk memilih kandidat yang tepat, mengurangi turnover, dan membangun tim yang solid serta berdaya saing tinggi. Untuk memastikan hasil psikotes benar-benar bermanfaat, penting memilih alat psikotes kerja yang teruji dan relevan dengan kebutuhan perusahaan seperti prevue HR. Prevue HR adalah alat psikotes yang dirancang untuk menilai kandidat secara lebih menyeluruh, baik dari aspek kognitif, motivasi, dan kepribadian. 

Dengan alat ilmiah seperti Prevue HR dan panduan profesional Quintave, perusahaan dapat meningkatkan kualitas rekrutmen sekaligus memperkuat fondasi SDM untuk masa depan.

Untuk mengenal lebih jauh solusinya, kunjungi Prevue HR Quintave.

Referensi

Sumber: 

https://resources.careerbuilder.com/employment-screening/conducting-a-background-check-4-things-you-need-to-know

https://www.roberthalf.com/gb/en/about/press/two-five-businesses-realise-theyve-hired-wrong-candidate-within-two-weeks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Company

Quintave mission is to help CEOs to create the future through the power of intention, corporate values and strategic direction while exercising sustainable stakeholder stewardship.

Our Solutions

Most Recent Posts

Category

© 2024 by Quintave Kinerja Mulia. All right reserved.